MAKALAH KURIKULUM TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
KURIKULUM TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing : Dr. Sofwan Manaf,M,Si
Di susun oleh
FITRI NURJANAH ( 15021025 )
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ISLAM DARUNNAJAH JAKARTA TARBIYAH
TAHUN 2018 M/1439 H
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita haturkan kepada Allah swt, berkat nikmat
karunia yang di berikan olehnya, sehingga kita dapat beraktifitas hingga pada
saat ini. Sholawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah Saw,
Rasul pembawa rahmat dan syafaat untuk ummatnya kelak. Semoga kita mendapatkan
syafaatnya di akhir kelak. Amin ya Robbal Alamin.
Terima kasih penulis ucapakan kepada Dosen Pembimbing Dr.Sofwan
Manaf,M,Si dalam mata pelajaran MLPI, semoga kita semua mendapatkan
ilmu yang bermanfaat yang di berikan oleh beliau.
Kami selaku penulis memberikan kebebasan kepada pembaca terutama
bapak Dosen dan teman-teman semua, untuk kesempurnaan makalah yang penulis buat
ini. Kurang dan lebih nya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta,
12 Januari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................... i
KATA PENGATAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
A.
Kurikulum........................................................................................
1.
Pengertian kurikulum................................................................
2.
Komponen kurikulum...............................................................
3.
Fungsi kurikulum.......................................................................
4.
Konsep Kurikulum....................................................................
5.
Sejarah kurikulum di Indonesia...............................................
KESIMPULAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum sering diartikan sebagai wadah seperangkat konsep tentang praktik
pendidikan. Seperangkat konsep tersebut dibuat sebagai acuan dari pelaksanaan
praktik pendidikan. Kurikulum berusaha menerjemahkan tujuan pendidikan
sekaligus tujuan dari pengembangan manusia suatu bangsa ke dalam konsep-konsep
yang sistematis. Dengan harapan agar pendidikan bisa dilaksanakan lebih terarah
sehingga bisa efektif dan efisien. Jadi sedikit banyak kurikulum merupakan
gambaran orientasi suatu bangsa.
Dari cuplikan di atas, akan sangat menarik mengetahui sejarah dari
perkembangan kurikulum di Indonesia. Kami dalam makalah ini berusaha membahas
tentang sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia. Tetapi sebelum masuk ke
pembahasan tentang sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia, kami merasa
perlu untuk menyelipkan sedikit tentang kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KURIKULUM
1.
Pengertian Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk menapai
tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah
dan dasar negara yakni pacasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup
suatu bangsa.[1]
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata
dalam Bahasa Latin “curir” yang artinya pelari, dan “currere”
yang artinya tempat berlari. Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang
harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis startsampai
garis finish. Dengan demikian, istilah awal
kurikulum diadopsi dari bidang olahraga pada zaman romawi kuno di Yunani, baru
kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan. Yang diartikan sebagai rencana dan
pengaturan tentang belajar peserta didik di suatu lembaga pendidikan.[2] Sedangkan dalam bahasa Arab
diterjemahkan dengan kata Manhaj (kurikulum) yang bermakna jalan
yang terang yang dilalui manusia di berbagai bidang kehidupannya.[3]
Definisi kurikulum
menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tertuang
dalam pasal 1 butir 19 sebagai berikut:
“Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”[4]
Kurikulum ialah suatu
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah
tujuan pendidikan tertentu. [5]
Dalam UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) pada
bab I di sebutkan kurikulum yakni seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.[6]
Secara terminologis, istilah kurikulum yang
digunakan dalam dunia pendidikan mengandung pengertian sebagai sejumlah pengetahuan
atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai
satu tujuan pendidikan atau kompetensi yang telah ditetapkan.[7] Secara terminologis kurikulum ialah sejumlah mata
pelajaran yang harus di tempuh atau diselesaikan peserta didik disekolah untuk
memperoleh ijazah. The Curriculum has mean the subject taught in school or
the course of study. [8]
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua
kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah
baik yang terjadi dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas
tanggung jawabsekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.[9]
Secara operasional kurikulum
dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Suatu bahan tertulis
yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang dilaksanakan
dari tahun ke tahun.
b. Bahan tertulis
yang dimaksudkan digunakan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran untuk siswa-siswanya.
c. Suatu usaha untuk
menyampaikan asas dan ciri terpenting dari suatu rencana pendidikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah.
d. Tujuan-tujuan
pengajaran,pengalaman belajar, alat-alat belajar dan cara-cara penilaian yang
direncanakan dan digunakan dalam pendidikan.
e. Suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. [10]
2.
Komponen Kurikulum
Komponen kurikulum adalah bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat menunjang
tercapainya tujuan dari kurikulum. Diantara komponen tersebut adalah:
· Komponen
Tujuan
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan.
· Komponen
Isi/Materi
Komponen isi berupa materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
· Komponen
Media
Komponen media atau sarana prasarana merupakan perantara untuk menjabarkan
isi kurikulum.
· Komponen
Strategi
Komponen strategi merupakan cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran
agar efektif dan efisien.
· Komponen
Proses Belajar-Mengajar
Pengkondisian suasana lingkungan pembelajaran yang kondusif yang mendorong
peserta didik mengembangkan kreatifitasnya.[11]
Salah
satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang
pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang
saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling
berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu
komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Para ahli
berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum. Ada yang
mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen
kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum,
seperti berikut ini :
Subandiyah mengemukakan ada 5 komponen kurikulum,
yaitu:
a. komponen
tujuan
b. komponen
isi/materi
c. komponen
media (sarana dan prasarana)
d. komponen
strategi
e. komponen
proses belajar mengajar.
Sementara, Soemanto mengemukakan ada 4 komponen
kurikulum, yaitu:
a. Objective
(tujuan)
b. Knowledges
(isi atau materi)
c. School
learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
d. Evaluation
(penilaian).
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution, Fuaduddin dan
Karya (1992), serta Nana Sudjana. Walaupun istilah komponen yang dikemukakan
berbeda, namun pada intinya sama yakni:
a. Tujuan
b. Isi dan
struktur kurikulum
c. Strategi
pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
d. Evaluasi.[12]
3.
Fungsi Kurikulum
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa
sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum sebagaimana yang
dikemukakan Alexander Inglis dalam bukunya Principle
of secondary Education (1981)[13],
yaitu:
a. Fungsi
Penyesuaian (the adjust fine of adaptive
function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan anak didik agar
memiliki sifat well adjusted yaitu
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan social.[14]
b. Fungsi
Pengintegrasian (the
integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
Dalam hal ini, orientasi dan fungsi kurikulum adalah mendidik anak didik agar
mempunyai pribadi yang integral. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan
bagian integral dari masyarakat, pribadi yang integrasi itu akan memberikan
sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
c. Fungsi
Perbedaan (the differentiating
function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu anak
didik. Pada prinsipnya, potensi yang dimiliki anak didik itu memang
berbeda-beda dan peran pendidikanlah yang mengembangkan potensi-potensi yang
ada, sehingga anak didik dapat hidup dalam bermasyarakat yang senantiasa
beraneka ragam namun satu tujuan pembangunan tersebut.[15]
Jadi fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat dimulai dengan memprogram
kurikulum pendidikan yang relevan dan mengaplikasikannya dalam proses
belajar-mengajar yang mendorong perbedaan anak didik tersebut dapat berpikir
kreatif, kritis dan berorientasi kedepan.
d. Fungsi
Persiapan (The Propaedeutic Function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memepersiapakan anak didik agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkau yang lebih jauh, baik itu
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi maupun untukl belajar di masyarakat
seandainya ia tidak mungkin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
e. Fungsi
Pemilihan (the selective function)
Dalam fungsi pemilihan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada anak
didik dalam memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemempuan dan
minatnya.
f. Fungsi
Diagnostik (the diacnostic function)
Fungsi diagnostic mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan anak didik untuk
dapat memahami dan menerima potensi dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila
anak didik sudah mampu memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya,
maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang
dimilikinya atau memperbaiki kelemahannya.[16]
Ada 4 fungsi kurikulum :
1.
Kurikulum sebagai rencana yakni kurikulum sebagai
rencana kegiatan belajar mengajar di kembangkan berdasarkan.
2.
Kurikulum sebagai pengaturan yakni
pengorganisasian materi pelajaran pada arah horizontal berkaitan dengan lingkup
dan integrasi.
3.
Kurikulum sebagai cara yakni pengorganisasian
kurikulum mengisyaratkan penggunaan metode pembelajaran yang efektif
berdasarkan konteks pembelajaran.
4.
Kurikulum sebagai pedoman yakni penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran harus dimilki kejelasan tentang gagasan-gagasan dan
tujuan yang hendak dicapai melalui penerapan kurikulum.[17]
Fungsi
kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak
akan sama karena setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan
pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama,
idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian,
dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka:
1. Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
2. Kurikulum
merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses
belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
3. Kurikulum
merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan
baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.[18]
4.
Konsep Kurikulum
Dalam studi tentang kurikulum ada beberapa konsep
dalam memahami kurikulum antara lain :
a.
Kurikulum ideal
Yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang baik, yang
diharapkan atau di cita-citakan, sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum.
b.
Kurikulum nyata
Yaitu kegiatan-kegiatan nyata yang dilakukan dalam proses
pembelajaran atau yang menjadi kenyataan dari kurikulum yang direncakan,
sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum.
c.
Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
Segala sesuatu yang memengaruhi peserta didik secara positif
ketika sedang mempelajari sesuatu, pengaruh itu mungkin dari guru, peserta
didik itu sendiri, karyawan sekolah, suasana pembekajaran dan sebagainya.
d.
Kurikulum dan pembelajaran
Yaitu kurikulum ialah suatu program yang bersifat umum, untuk
jangka lama, dan tadak dapat dicapai dalam waktu yang seketika. Sedangkan
pembelajaran ialah bersifat realitas yang bersifat nyata, sifatnya khusus dan
harus dicapai saat itu juga. Pembelajaran ialah implementasi kurikulum secara
nyata dan bertahap yang menuntut peran aktif peserta didik.[19]
5.
sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia
a.
Rencana pelajaran 1947
Rencana pelajaran 1947 baru dilaksanakan
sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan
kurikulum diawali dari kurikulum 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari kurikulum 1950. Bentuknya memuat 2 hal
pokok: daftar mata pelajaran dan dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar
pengejaran. Rencana pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang
diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap keseniaan
dan pendidikan jasmani.
b.
Rencana pelajaran terurai 1952
Dipenghujung era presiden Soekarno, muncul rencana
pendidikan 1964 atau kurikulm 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral (pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan
dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keterampilan, dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan
dan kegiatan fungsional praktis.[20]
c.
Kurikulum 1968
d.
Kurikulum 1975
e.
Kurikulum 1984
f.
Kurikulum 1994/1999
g.
Kurikulum 2004
h.
Kurikulum 2014 (KTSP)
i.
Kurikulum 2013 (Kurtilas)[21]
BAB III
A.
Kesimpulan
Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum mempunyai
komponen-komponen penting yang saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai
tujuan dari kurikulum. Komponen tersebut diantaranya: komponen tujuan, komponen
isi, komponen media, komponen strategi dan komponen proses belajar mengajar.
Kurikulum dalam
pendidikan formal memiliki peranan yang strategis dan menentukan pencapaian
tujuan pendidikan. Bentuk-bentuk peranan tersebut adalah peran konservatif,
peran kreatif, peran kritis dan evaluative.
Berkaitan dengan fungsi
kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum
sebagaimana yang dikemukakan Alexander Inglis yaitu Fungsi Penyesuaian, Fungsi
Pengintegrasian, Fungsi Perbedaan, Fungsi Persiapan, Fungsi Pemilihan, Fungsi
Diagnostik
Daftar Pustaka
Arifin
,Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Cetakan ke 4, Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2014.
Hamalik,
H.Oemar, Dasar-dasar pengembangan Kurikulum, Cetakan ke 5 Bandung, Remaja Rosdakarya, 2013.
Idi, Abdullah. Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Ar Ruzz Media. 2007
Reksoatmodjo,
Tedjo Narsoyo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, teknologi dan kejuruan, Cetakan
I, Bandung, Refika Aditama, 2010.
Suparlan. Tanya
Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.
Tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran,
Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Undang-Undang
No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana, 2003.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, di akses pada 09/03/2017 jam 18.00 Wib
[1] Zainal Arifin,
Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Cetakan ke 4 ( Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2014) hal.1
[2]Suparlan. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum
& Materi Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara. 2007) hal 34
[5]Winarmo
Surahmad, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum ( jakarta, Proyek
pengadaan buku sekolah pendidikan guru, 1977) hal 5
[6] Undang-Undang
No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan penjelasannya (Yogyakarta,
Media Wacana, 2003) hal 11
[7]Suparlan. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum
& Materi Pembelajaran... hal 37
[8] Zainal Arifin,
Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum... hal 3
[9] Zainal Arifin,
Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum... hal 4
[10] Suparlan. Tanya
Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran... hal 38
[13] Abdullah Idi. Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktik.
(Yogyakarta: Ar Ruzz Media. 2007) hal 211
[14] Tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: Rajawali Pers. 2011) hal 9
[15] Abdullah Idi. Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktik.
(Yogyakarta: Ar Ruzz Media. 2007),hal 214
[16] H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar pengembangan
Kurikulum, Cetakan ke 5 ( Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2013) hal. 13
[17] Tedjo Narsoyo
Reksoatmodjo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, teknologi dan kejuruan, Cetakan
I ( Bandung, Refika Aditama, 2010) hal 4-5
[19] Zainal Arifin,
Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum... hal 7
[20] Tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran.
(Jakarta: Rajawali Pers. 2011) hal 68
Komentar
Posting Komentar